Senin, 29 Desember 2008

Menengok Pak Soeminto di Temanggung





Pada hari Kamis 25 Desember 2008, bertepatan dengan hari libur Natal, Pak Andoyo mengirim pesan singkat (sms) bahwa Pak Soeminto masuk rumah sakit di Temanggung. Kebetulan malam harinya saya berserta isteri dan seorang anak berangkat ke Pemalang untuk keperluan keluarga. Adik saya tinggal di Pemalang dan isterinya baru menjalani bedah batu ginjal di Semarang, dan sekarang sedang dalam rawat jalan. Dengan menggunakan jasa mobil Travel, kami berangkat dan tiba di Pemalang subuh hari Jum'at 26 Desember 2008.
Karena jarak Pemalang ke Temanggung hanya kl 120 km, maka saya coba mendapatkan informasi tentang kendaraan menuju Temanggung. Dengan bis menuju Semarang, kita bisa turun di Weleri dan berganti bis menuju ke Wonosobo dan turun di Parakan. Dari Parakan bisa menggunakan kendaraan umum menuju Temanggung.
Mengingat kemungkinan adanya kesulitan mendapatkan bis pada waktu yang diinginkan, akhirnya saya putuskan menggunakan jasa mobil Travel jurusan Pemalang - Jogjakarta, dan turun di Temanggung. Berangkat dari Pemalang pukul 08.00 hari Sabtu 27 Desember 2008 dan tiba di Rumah Sakit Umum Daerah Djojonegoro pukul 12.30.
Sesuai penjelasan ibu Soeminto melalui sms, bapak dirawat di Paviliun Aster no 8. Saya tiba diruangan Aster no 8 pukul 12.45, karena lokasi paviliun berada di bangunan ujung Rumah Sakit. Waktu masuk ruangan, nampak pak Soeminto sedang makan siang didampingi ibu.
Menurut bu Soeminto, bapak masuk Rumah Sakit hari Rabu 24 Desember 2008 dengan keluhan pusing. Sejak pindah dari Jakarta pada akhir Agustus 2007, ini adalah yang ke lima kalinya masuk Rumah Sakit dengan berbagai keluhan. Alhamdulillah kondisi beliau sudah berangsur membaik, meskipun kadang-kadang masih terasa pusing. Belum selesai makan, pak Soeminto berbaring lagi karena merasa agak pusing.
Sesudah berbincang kurang lebih tiga perempat jam, saya mohon diri karena sudah pesan mobil Travel dari Jogjakarta menuju Pemalang yang akan menjemput di depan Rumah Sakit pada pukul 14.00.
Bapak Soeminto kirim salam kepada semua anggota Paguyuban Riam Kanan, dan mohon didoakan agar cepat sembuh. Saya beritahukan pada bapak dan ibu Soieminto bahwa foto beliau dapat diakses di internet minggu depan. Saya tiba di Pemalang pukul 18.00 di tengah guyuran hujan lebat.
Selanjutnya menurut kabar dari Pak Andoyo, beliau juga menjenguk Pak Soeminto di Rumah Sakit pada hari Minggu 28 Desember 2008 sore. Menurut keterangan Ibu Soeminto kepada pak Andoyo, dari Paguyuban Jawa Tengah telah datang menjenguk di pagi hari Minggu tsb, yaitu Pak Soebrodjol, Pak Soetrisno dan dua rekan lainnya
Namun dari keterangan Pak Soetrisno melalui sms, yang datang menjenguk adalah Pak Soebrodjol beserta rekan Ishak, Sargi dan Saimin. Pak Soetrisno urung ikut serta karena gangguan asam urat.

Senin, 22 Desember 2008

Almanak 2009







Almanak 2009, silahkan download atau copy, selanjutnya print.
Bila menggunakan Printer berwarna, akan lebih bagus.

Kamis, 11 Desember 2008

Permukaan waduk hampir mencapai level banjir





Salah satu kejadian penting adalah naiknya air waduk Riam Kanan pada akhir bulan Juni 2006 karena intensitas hujan yang tinggi di daerah hulu.
Seperti diketahui luas tangkapan air hujan (catchment area) adalah 1,043 km2, dan luas waduk 92 km2 (lihat foto aerial daerah waduk). Pada tanggal 16 Juni ketinggian air waduk sudah mencapai elevasi 60.0 m, dan mulai tanggal 26 Juni meningkat tajam mencapai EL 62.4 m pada 27 Juni pukul 01.30 WIT. Ketinggian air tersebut bertahan selama 3 jam, kemudian turun secara bertahap menjadi El 60.0 m selama 18 hari, sampai tanggal 15 Juli 2006.
Emergency Spillway merupakan saluran pembuangan air waduk melalui perbukitan di sebelah kiri bendungan (dari arah waduk) dan didesain untuk keadaan darurat bila ketinggian muka mencapai EL 63.0 yaitu permukaan air yang dikategorikan sebagai muka air banjir. Dengan ketinggian 60 cm di bawah permukaan air banjir, maka sebagian kawasan emergency Spillway sudah mulai terkikis. Sejumlah rumah di daerah waduk yang dibangun pada ketinggian kurang dari elevasi 62.00 terendam.
Sementara itu Service Spillway sebagai saluran pembuangan air waduk beroperasi bila level air mencapai EL 57 m, dengan kecepatan pembuangan 500 m3/detik. Jumlah air yang disalurkan selama 18 hari diperkirakan mencapai 750 juta meter kubik. Bandingkan dengan kapasitas penyimpanan air terbesar (gross) 1,200 juta m3, dan kapasitas penyimpanan air effektif 600 juta m3.
Secara umum tidak terjadi kerusakan berarti pada bangunan induk bendungan, namun pinggiran sungai di daerah tailrace tergerus dan perlu diperbaiki dengan memasang turap. Di daerah emergency Spillway juga perlu diadakan perataan tanah dan pembuangan lumpur, sehingga tidak mengganggu lalu lintas bagi warga yang berdiam disekitarnya.

Video dan foto dikirimkan oleh Bpk Muhlison Raharjo, karyawan PLN Sektor Barito. Gambar aerial daerah waduk diperoleh dari Google Earth, Desember 2008.